Category Archives: Accounting

The Relevance To Firm Valuation Of Capitalised R&D expenditure

pp.jpgAkuntansi untuk intangible menjadi issue yang paling controversial didunia. Issue tersebut termasuk apakah intangible assets seharusnya dikapitalisasi, jika harus dikapitalisasi, bagaimana dengan non-purchased asseta seperti goodwill yang dihasilkan secara iternal dalam perusahaan. Hal ini juga menyangkut bagaimana intangible asset seharusnya dikapitalisasi. Dan jika dikapitalisasi, perdebatan terfokus pada apakah amortisasi dilakukan pada sebagian atau semua intangible. Selain itu jika intangible tersebut diamortisasi, berapakah waktu yang sesuai untuk amortisasi intangible tersebut.Bagaimanapun juga belum ada studi yang mencoba untuk menaksir bagainanakah letak nilai investor pada kapitalisasi aset tak berwujud secara total. Tujuan studi ini adalah untuk meneliti apakah kapitalisasi R&D, identified intangible asset dan unidentified intangible asset  memiliki dampak pada market value pada perusahaan
Australia. Tujuan dari study ini adalah untuk menginvestigasi apakah capitaliasi dari R&D, identifiable intangible lainnya ( patents, brand, dll ), dan unidentifiable intangible assets mempengaruhi nilai pasar equity perusahaan
Australia.
Hasill dari study ini menyediakan bidikan yang jitu dari nilai relevansi kapitalisasi intangible asset di
australia. Kostribusi terbesar dari studi ini adalah menemukan bahwa kapitalisasi intangible asset  secara keseluruhan menyediakan informasi yang relevan bagi investor untuk menilai perusahaan. Hasil studi ini juga menunjang pengungkapan terpisah dari dua kategori intangible.
REGULATORY BACKGROUNDLatar belakang dari studi ini adalah bahwa sangatlah berguna untuk berpikir mengenai asset perusahaan sebagai bagian dari asset-in-place dan growth option. Secara umum growth option merupakan intangible dan nilainya sangat tergantung pada keputusan masa mendatang manajerial. Hal ini menujukkan ketidakpastian akan nulai dan pengukurannya sehingga hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai apakah investor mennggunakan financial statement dalam rangka mengukur intangible dalam menaksir nilai suatu badan usaha.Kebijakan untuk mengkapitalisasi intangible asset memberikan dampak pada pendistrubusian profit dalam kurun waktu tertentu. Hal ini cenderung membawa pada manipulasi earning dalam pola yang tidak mencerminkan kinerja perusahaan yang sesungguhnya. Tujuan diadakan study ini adalah untuk memperluas fokus jangkauan penelitian dalam value-relevance dari R&D dan untuk meneliti apakah kapitalisasi intangible asset dengan kategori yang berbeda memiliki keterkaitan dengan penilaian ekuitas.METODE PENELITIANUntuk mengevaluasi value-relevance dari kapitalisasi intangible asset, studi ini mengadopsi pendekatan yang sama dengan penelitian Abraham dan Sindhu yang dilakukan pada tahun 1998. Secara khusus Abraham dan Sindhu mengekspresikan nilai pasar dari ekuitas sebagai item dari balance sheet untuk menaksir konstribusi relative dari kapitalisasi R&D untuk menjelaskan informasi yang tersedia dalam harga saham. Sample perusahaan diambil dari laporan tahunan 1999, yang muncul pada koneksi database 4 laporan tahunan. Sample akhir terdiri atas 172 perusahaan yang melaporkan intangible assets.HASIL PENELITIAN            Hasil penelitian menunjukkan indikasi bahwa kapitalisasi intangible asset tidak hanya relevan terhadap nilai tetapi juga memiliki relevansi untuk menjelaskan nilai perusahaan yang mengalami kenaikan dalam item balance sheet. Meskipun studi ini tidak mengestimasi koefisien untuk beberapa tipe intangible asset, tetapi ada suatu kesan bahwa nilai pasar ekuitas cenderung meningkat seiring dengan peningkatan goodwill. Hal ini mengindikasikan bahwa kapitalisasi harga goodwill investor diatas nilai bukunya dan investor mengekui adanya keuntungan dimasa mendatang sehubungan dengan kapitalisasi goodwill. Hasil dari studi ini menyediakan bukti yang mengindikasikan bahwa kapitalisasi intangible asset,secara keseluruhan, menyediakan informasi yang relevan terhadap penilaian perusahaan. Perbedaan studi ini dengan Abraham dan Sindhu terletak pada skala badan usaha serta perbedaan sementara praktik akuntansi  atau adanya persepsi pasar pada relevance dan reliability.

7 Komentar

Filed under Accounting

ACCOUNTING FRAUD

c.jpgYap..yap.. sekarang kita ngomongin tentang kecurangan akuntansi ^_^. Hohoho, kebuka deh kejelekan profesi ku… gak papalah, biar gak semakin banyak oknum-oknum tidak bertanggungjawab. Kecurangan akuntansi ato fraud accounting ato juga biasa disebut creative accounting, aku bakal kasih beberapa contoh yang sudah sangat banget terkenal. Yuuuuuk ^O^

Creative accounting bukan merupakan suatu hal baru, dan untuk melakukannya membutuhkan biaya yang relative mahal. Creative accounting ini dipicu oleh adanya tekanan bahwa badan usaha merasa harus berada dalam posisi profit untuk menarik investor dan sumber daya. Tetapi hal ini lebih mengarah pada penipuan atau kecurangan pada praktik akuntansi. Apakah ini berarti bahwa creative accounting merupakan hal ilegal atau dapat dibenarkan. Berikut ini akan dicontohkan perusahaan yang mempraktekkan creative accounting secara illegal :

·         WorldcomWorldcom mengungkapkan profit sebesar USD 1,4 juta pada tahun 2001 dan bukan mencatat adanya kerugian. Hal ini terjadi karena Worldcom telah menerapkan trik lama yaitu dengan mengkapitalisasikan biaya secara tidak benar. Langkah-langkah yang dilakukan Worldcom dalam menyamarkan biayanya, yaitu :a)      perusahaan mengeluarkan sejumlah biaya yang didalamnya termasuk biaya gaji dan upah pekerja. b)     Biaya-biaya tersebut tidak dimasukkan dalam income statement seperti yang seharusnya. Dengan begitu net income Worldcom menjadi lebih besar. c)   Biaya-biaya tersebut dimasukkan dalam komponen balance sheet sebagai asset (dikapitalisasi). Perusahaann ini hanya melakukan hal tersebut saat membeli peralatan yang digunakan dalam periode yang lamad.       Worldcom kemudian “mendepresiasikan” biayanya yang telah dimasukkan dalam komponen balance sheet, yang berarti mengurangi net income selama periode waktu. Dalam income statement tersebut hanya sebagian kecil biaya yang dimasukkan, sehingga cash flow, profit margin dan net income telah dimanipulasi. Padahal inilah yang menajdi tolak ukur untuk menilai saham perusahaan.Hal ini membuktikan bahwa accounting rules memiliki grey area, yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan yang tidak jujur. Itulah sampai saat ini masi ada pertentangan antara penggunaan rules based ato principal based.  ·   EnronBeberapa skandal Enron antara lain :Ø       Manajer Enron meningkatkan Earning dengan cara melalui serangkaian naskah yang melibatkan “raptors”, yaitu suatu kelompok di badan usaha yang mendesigner baffer Enron’s earning dari yang sesungguhnya dengan yang dilaporkan pasar dan pembayaran jutaan dollar kepada Enron Executive dan rekan-rekannya. Berbagai dokumen dan bukti dilemnyapkan oleh Enron, auditornya Arthur Andersen, dan federal regulators.Ø       Pengembangan peraturan dari SPEs, adalah bahwa meskipun SPEs jarang dikapitalisasi dan memegang aset yang merupakan resiko besar, Enron mengambil pengumuman secara literature yang terautorisasi dan terbatas, sehingga mengijinkan mereka untuk tidak mengkonsolidasi SPEs, meskipun dalam situasi dimana Enron mengasumsikan secara nyata semua resiko. 

HOW ACCOUNTING CAN REDUCE PERCEIVED RISK Dari skandal yang telah disebutkan diatas, membuktikan bahwa perusahaan menginginkan agar laporan keuangannya terlihat “baik”. Selain itu perusahaan juga ingin mengurangi persepsi bahwa perusahaannya beresiko. Keinginan perusahaan yang mendasar adalah :Ø       Ketika perusahaan meminjam uang, terdapat resiko bahwa perusahaan tersebut tidak mampu membayar hutang. Mereka dapat memperoleh pinjaman pada tingkat bunga tertentu hanya jika kondisi financial perusahaan baik. Perusahaan yang mempunyai banyak hutang seringkali tidak mampu atau gagal membayar hutangnya. Jadi, jika peusahaan dapat mempertahankan proporsi hutangnya tetap rendah, maka dapat memperoleh pinjaman dengan tingkat bunga yang rendah.Ø       Saham perusahaan mungkin akan dinilai lebih tinggi jika investor menilai bahwa perusahaan tersebut memiliki tingkat resiko yang rendah, karena investor tidak akan khawatir perusahaan akan bangkrut. 

Untuk menciptakan persepsi yang baik tersebut beberapa perusahaan menggunakan strategi yang licik atau penipuan, seperti: : kasus enron. Enron Yang Memiliki lebih dari 800 partnership atau yang sering disebut sebagai Special – Purpose Entity( SPEs ), menggunakannya dengan tujuan untuk menyembunyikan hutangnya yang kemudian akan meningkatkan nilai perusahaan. Jika investor hanya focus pada financial statement perusahaan dan tidak menghiraukan partnership financial statement, maka investor akan percaya bahwa kondisi perusahaan baik, padahal hutang yang dimiliki perusahaan dipindahkan ke partnership dan kemudian memindahkan hutang dari balance sheet, sehingga hutang yang terlihat akan lebih rendah. PERLAKUAN AKUNTANSI YANG BENAR :Ø       Konsolidasi SPEsSemua Partnership atau Special Purpose Entity ( SPEs ) milik Enron seharusnya dikonsolidasikan. sesuai dengan consolidation principle yang mewajibkan perusahaan untuk mengkonsolidasi semua majority-owned subsidiaries, walaupun non homogen.Hal ini ditujukan agar pembaca laporan keuangan dapat memperoleh gambaran tentang pengaruh hubungan istimewa. Perusahaan induk wajib mengungkapkan adanya hubungan istimewa bila terdapat pengendalian (control), sehubungan dengan transaksi antara pihak yang memiliki hubungan istimewa. Ø       Restricted  R/EUntuk berinvestasi  sebaiknya perusahaan merencanakan terlebih dahulu beberapa tahun sebelum melakukan investasi tersebut. Misalnya, perusahaan memperkirakan beberapa tahun lagi akan membutuhkan gedung baru, maka perusahaan sebaiknya menyisihkan sebagian laba yang setiap tahun didapat untuk kemudian setelah dananya mencukupi digunakan untuk berinvestasi. Jadi perusahaan tersebut tidak perlu berhutang, sehingga proporsi hutang perusahaan tidak meningkat akibat investasi yang dilakukan. Sedangkan laba yang disisihkan tersebut dicatat sebagai “R/E restricterd” selama dana tersebut belum digunakan untuk investasi atau tujuan tertentu.

18 Komentar

Filed under Accounting

AKUNTANSI Vs PAJAK !!!!!

sd.jpgBerdamai itu ternyata susah banget ya?? Bahkan untuk sesuatu yang seharusnya berjalan secara selaras, sejalan, dan harmonis….ternyata blum bisa juga. Yah, contoh yang aku angkat disini adalah adalah kedua bidang yang saat ini sedang aku tekuni ^_^, yaitu perpajakan dan akuntansi. Semakin belajar keduanya, semakin cerah….tapi Semakin bingung juga ^O^.

Perbedaan utama yang menjadi pemisah keduanya adalah dasar pencatatannya. Kalo akuntansi menggunakan dasar accrual basis, yang mengakui transaksi pada saat terjadinya. Sedangkan perpajakan menggunakan dasar cash basis, yang mengakui adanya transaksi pada saat ada duit yang diterima atau dikeluarkan. Nah, dari dasarnya aja udah beda…. Makanya kok gak bisa akur . Trus, ditambah lagi sederet peraturan perpajakan yang harus ditaati, PP lah, MenKeu lah, UU Pajak lah… yah, makin beda deh… makin banyak yang diapalin… makin cape` deh…

Pada prinsipnya, akuntansi digunakan untuk menyajikan berbagai informasi keuangan yang bagi penggunanya akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Dalam dunia usaha ada akuntansi, dalam hidup rumah tangga ada akuntansi, di pemerintahan ada akuntansi. Akuntansi, adalah komunikasi. Dimana-mana ada akuntansi . Akuntansi itu sendiri berjalan ketika kebijakan-kebijakan akuntansi telah dibuat. Lha terus, Kebijakan akuntansi itu sendiri darimana dan siapa yang mbuat? Yang mbuat ya pembuat kebijakan di masing-masing perusahaan, sesuai dengan kondisi perusahaan… asalkan tidak menyimpang dari Prinsip Akuntansi Berlaku Umum. Sedangkan pajak menurut akuntansi berpendapat bahwa Pajak menumpangi berbagai sistem dan sub sistem dalam dunia bisnis dan ekonomi yang template-nya adalah akuntansi. Kondisinya menuntut bahwa semestinya pajak dengan santun mengikuti aturan main yang ada. Dan mestinya pajak tidak bisa seenaknya mengubah semua itu. Cuman yang perlu diingat, seperti yang terjadi di mana pun di dunia, pajak memiliki keistimewaan berupa kewenangan lebih untuk memaksa setiap pihak mengikuti aturan mainnya sendiri.

Beda lagi menurut pandangan orang pajak. pajak sebagai salah satu wahana untuk mengejar kehidupan yang sejahtera, harus bisa meng-assess kerangka berpikir yang sama. Sedangkan akuntansi adalah selalu merupakan hasil dari kesepakatan antar kepala, antar niat, antar orientasi dan sangat jelas antar ideologi. Akuntansi tidaklah buruk melainkan tergantung pada setiap kepala yang membangun kesepakatan demi kesepakatan yang ada di dalamnya. Akuntansi bisa menjadi baik atau menjadi buruk bagi cita-cita kita. Yah, bener juga sih… akuntansi bisa menjadi alat memanipulasi dan mengakibatkan kekacauan ^O^, contoh yang sangat jelas adalah kasus enron dan worldcom. Gara-gara itu semua peraturan langsung diubah, blum lagi mengakibatkan banyak pengangguran mengingat adanya ijin KAP yang dicabut. Semoga gak terulang lagi… soalnya itu sudah sangat-sangat mencoreng profesi akuntansi .

Uuhhmmm… cape` juga kalo membahas perbedaan-perbedaan yang menimbulkan pertikaian. Tapi gimana lagi ya, emang gitu sih kenyataannya, dan akibatnya terjadi saling ‘akal-akalan’. Orang akuntansi mencari cara, agar tidak dikenai pajak. Dan sebaliknya, orang pajak selalu mencari-cari kesalahan orang akuntansi. Masa sih, sampe kapanpun hal itu selalu terjadi?. Semoga nggak, dan semoga setiap profesi bisa menjalankan tugasnya dengan jujur, sehingga tidak ada kecurigaan antar profesi. Ada gak ya profesi lain yang juga mengalami pertentangan?

18 Komentar

Filed under Accounting, Pajak

Sustainability Reporting

appletree1.gifSekarang ini kita sudah sering denger berita tentang perusahaan ‘A’ yang mengadakan acara peduli lingkungan ato perusahaan ‘B’ yang mengadakan kegiatan sosial…. Inilah.. itulah… wes pokoknya macem-macem. Bisa jadi kegiatan itu dilakukan karena sejak beberapa waktu yang lalu, perusahaan diharuskan untuk membuat sustainability reporting. Yah, walopun awalnya mereka terpaksa…. Semoga saja semua itu gak sementara dan jadi kegiatan yang selalu ada di agenda setiap perusahaan.. dan bagus lagi kalo setiap bulan^_^ .

Laporan ini bermula dari adanya Corporate social responsiblity dalam prinsip good coorporate government (GCG). Salah satu dari empat prinsip GCG adalah prinsip responsibility (pertanggung jawaban). Tiga prinsip GCG lainnya adalah fairness, transparency, dan accountability.

Ada perbedaan yang cukup mendasar antara prinsip responsibility dan tiga prinsip GCG lainnya. Tiga prinsip GCG pertama lebih memberikan penekanan terhadap kepentingan shareholders, sehingga ketiga prinsip tersebut lebih mencerminkan shareholders-driven concept. Contohnya, perlakuan yang adil terhadap pemegang saham minoritas (fairness), penyajian laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu (transparency), dan fungsi dan kewenangan RUPS, komisaris, dan direksi (accountability).

Dalam prinsip responsibility, penekanan yang signifikan diberikan pada kepentingan stakeholders perusahaan, jadi bukan cuman pemegang saham aja (keenakan pemegang sahamnya dunk kalo dia aja^O^). Di sini perusahaan diharuskan memperhatikan kepentingan stakeholders perusahaan, menciptakan value added dari produk dan jasa bagi stakeholders perusahaan, dan memelihara kesinambungan nilai tambah yang diciptakannya. Karena itu, prinsip responsibility di sini lebih mencerminkan stakeholders-driven concept. Eh, sudah tau kan ya… stakeholder itu berarti semua pihak-pihak yang berkepentingan ato berhubungan dengan suatu perusahaan. Kalo dia yang beli product perusahaan ya berarti konsumen, kalo dia yang narik pajak ya berarti dia pemerintah, stakeholder juga termasuk supplier.

Lha terus? Apa hubungannya good corporate governance sama kegiatan-kegiatan yang mulai rajin dilakukan perusahaan? Kira-kira hubungannya disini, dalam gagasan Corporate social responsiblity, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya saja. Tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines, yaitu financial, sosial dan lingkungan. Jadi gitu deh.. sekarang perusahaan juga mesti memikirkan berbagai aspek kehidupannya biar ndak diprotes atau dibilang jelek sama stakeholdernya. Lagian sekarang laporan non-financial juga dianggap penting banget lho… ya buat memantau sisi sosial, lingkungan dan lain-lain.


1 Komentar

Filed under Accounting